Kamis, 12 September 2013

FIGHT FOR NOTHING

Alkisah di sebuah arena tinju.................

Seorang pemuda masuk dengan langkah gemetaran kedalam arena tinju, matanya menatap kaku ke kiri dan kanannya, seolah meunjukan ketakutan dan kekhawatiran hatinya akan apa yang akan ia hadapi kelak.
Setiap penonton memperlihatkan wajah dingin dan mencibir, bahkan tidak sedikit yang menertawakan seraya memberikan jempol tangan yang dibalikan kebawah.
Sesekali sang pemuda rapuh ini membalikan badannya menoleh kearah sang manager yang hanya menatapnya sambil sedikit menyunggingkan senyum diujung bibirnya.
Rasa mual mulai menjalar dari perut sampai ke tenggorokan pemuda yang dipenuhi rasa takut ini, ingin rasanya ia memuntahkan semua dan lari meninggalkan arena pertandingan yang dia yakini tak mungkin dimenangkannya itu! Namun apa daya, seluruh hidupnya telah ditentukan oleh sang manager......
Moment paling mengerikan pun akhirnya tiba dimana kedua kaki pemuda ini telah masuk keatas arena pertandingan tersebut, beberapa kali ia menelan ludah demi melihat lawannya yang tinggi besar dan berbadan sangat atletis, konon sang lawan adalah seorang juara tak terkalahkan dengan seni bela diri yang sangat tangguh. Sementara pemuda ini sama sekali tidak berbekal ilmu bela diri apapun, tubuhnya yang kecil dan penampilannya yang tidak meyakinkan membuat ia terlihat sangat memalukan dan bahkan dapat dikatakan dengan sebutan hina!
Suara wanita-wanita cantik berkumandang histeris memuja idola mereka yang berbadan atletis tersebut. Tidak ada satupun diantara para wanita cantik yang menyoraki dan bahkan memandang dari si pemuda hina ini.
Hatinya semankin kecut dan hambar, rasa mual kembali menggerogoti sanubarinya, matanya menjadi panas dan hatinya seolah remuk redam, ingin dia berteriak semampunya demi mencuri perhatian dari penonton yang menyoraki lawannya, tapi itu tak akan mungkin dapat dilakukannya karena tenggorokannya telah tersumpal oleh rasa mual yang tak tertahankan....... sampai akhirnya pemuda menyedihkan tersebut muntah, muntah diatas ring tinju oleh rasa takut yang tak kuasa ia tahan!
Kontan gelak tawa dari para peonton menggelegar memenuhi ruangan.
Tawa mereka seolah seperti sebuah hinaan mendalam yang menyembelih kedalaman hati pemuda tersebut.
Sekali lagi ia menatap sang manager yang tetap mematung ditempatnya, hatinya menjerit memohon pertolongan dari sang manager, namun sang manager kejam itu hanya memberikan sebuah senyuman kepadanya..... entah senyuman hinaan yang menertawakan ketololan pemuda itu atau sebuah senyuman kebanggan yang meyakini akan kemampuannya..... Entahlah, sebuah misteri yang sukar ditemui oleh pemuda naas ini.
Bunyi gemuruh terdengar beberapa menit lamanya, bunyi yang datang dari sebuah sangkar besi raksasa yang menutupi arena tinju dari atas kebawah, dan sekarang arena tersebut telah dikurung oleh sangkar besi berbetuk persegi empat, sehingga tidak ada diantara kedua manusia tersebut yang sanggup untuk keluar dari arena sampai salah satu diantara mereka mati!
Rasa ketakutan mulai memudar dan sebagai gantinya timbul sebuah rasa kebencian dan kekecewaan yang menekan hati pemuda naas tersebut, matanya yang sedari tadi menunjukan ketakutan mendadak berubah menjadi merah seperti layaknya mata anjing kelaparan, tangannya dikepal erat-erat sampai mengeluarkan darah segar dari celah-celah jarinya. Pengharapan dan asa telah tergantikan oleh api kekecewaan. Kelemah lembutan pun telah lenyap dimakan sang angkara murka yang menerobos dari hati yang penuh dengan penolakan!
Seketika sang pemuda meraung dan melolong seperti gerombolan anjing hutan yang kelaparan, dia melompatkan tubuhnya sambil mengarahkan kepalan yang penuh dengan darah kearah lawannya yang tampan dan atletis itu!
Apa daya, emosi telah memuncak menerobos akal sehat, namun kemampuan tetap tidak dibekali. Sehingga pemuda sial tersebut mental 2 meter jauhnya karena sebuah tendangan telak mengenai dadanya, tendangan maha dahsyat dari sebuah jurus yang dinamai "kecewa" telah membuat pemuda kalap ini memuntahkan darah segar dari mulutnya!
Rasa ingin menang dan ingin diakui dihati pemuda tersebut membuat ia menjadi tidak mau menyerah, ia merangkak menahan sakit didadanya, penasaran akan sorak sorai dari para wanita cantik yang ia harapkan menjadi pemicu baginya untuk tetap bangkit!
Namun baru saja ia bangkit dan berdiri daiatas kedua kakinya, kontan sebuah pukulan mendarat di area jidatnya, pukulan dengan nama "pecundang"
Badannya rubuh bagaikan karung beras yang dilempar kelantai! Matanya menjadi rabun, semua pandagannya menjadi merah dan pedih....... Namun sekali lagi ia masih bangkit......
Badan kurus kecilnya semakin rapuh dan gemetaran, namun dia tetap berusaha mengangkat dagu demi terlihat tegar. " Aku harus menang, aku hanya ingin diakui, dihargai, dicintai dan dikagumi!!!!" jeritnya dalam hati.
Namun setiap ia mencoba maka seketika itu juga dia terjatuh oleh pukulan dan tendangan telak dari lawannya dengan jurus-jurus bernama : "minder" "kalah" "tak bisa dihargai" "tak layak dicintai" "tidak mampu" "tidak berguna" dan masih banyak lagi yang harus ia telan sampai akhirnya ia tak sadarkan diri, entah pingsan entah mati......... terlelap dalam api kebencian, kebencian akan dirinya sendiri!
Dia merasa setiap langkahnya dalam pertandingan ini adalah langkah bodoh..... FIGHT FOR NOTHING!






Note : hanya cerita fiksi, jika ada kesamaan karakter dan perasaan jangan tersinggung, tapi berubahlah, Fight lah for Something, make something better dalam area hidupmu, jagalah hati karena dari sana terpancar kehidupan.




*bassed on true story*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar