Jumat, 26 April 2013

COMMITMENT



Suatu malam di kota bandung, hujan deras membanjiri kota yang dingin tersebut membuatku semakin larut dalam lamunanku tentang sebuah makna sesungguhnya dari kata "komitmen"
Dunia telah berputar berabad-abad dan semakin tua dimakan usia, manusia pun semakin lama semakin memiliki karakter yang unik dalam beretika. Tidak susah untuk menemukan kejahatan dan pegkhianatan dijaman sekarang. Jika kita menyalakan televisi dan sejenak melihat berita, pasti saja ada berita kriminal yang bahkan diluar akal sehat. Pembunuhan yang dilakukan suami kepada istrinya karena cemburu, nenek yang tega memutilasi cucu kandungnya sendiri karena kekurangan biaya hidup, anak memperkosa ibu kandungnya karena dengan mudah dapat mengakses pornografi lewat internet... dan lainya.
Dapat dibayangkan betapa hancurnya moral dan jiwa dari generasi ini?

Ah! Jika saja setiap insan hidup di bumi ini dapat memahami arti Cinta yang sesungguhnya!
Sebuah komitmen yang diucapkan suami kepada istri - istri kepada suami, orang tua kepada anak - anak kepada orang tua..... dan tentunya manusia kepada Tuhan!
Ada rasa cinta yang mendalam dibalik sebuah komitmen atau ikrar yang diucapkan.
Pernahkah Anda jatuh cinta? Jika Anda mecintai seseorang, bukankah Anda telah menyimpan sebuah janji dihatimu untuk kebaikan bagi masa depanmu dengan orang yang Anda cintai? Tidak hanya dipersembahkan kepada seseorang yang Anda cintai, melainkan kepada orang yang Anda kasihi, seperti keluarga atau sahabat. Anda pasti memiliki sebuah rencana yang menjadi sebuah komitmen dihatimu.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berputarnya bumi ini, apakah komitmen yang kita ciptakan untuk orang-orang yang kita kasihi masih kita ingat?
Lalu mengapakah emosi dan rasa kecewa selalu menghampiri hidup kita ketika pasangan kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan?
Tidak sedikit pula diantara mereka yang pacaran atau bahkan sudah diikat oleh sebuah janji pernikahan yang kudus, menjadi saling kecewa dan ilang rasa cinta dihubungan mereka yang sudah dibina bersama selama bertahun-tahun lamanya.
Yang lebih mengerikan lagi, seringkali timbul sebuah letupan emosi diantara mereka hingga terjadi sebuah perpisahan atau perceraian yang tidak jarang bahkan berakhir dengan kematian?
Dimanakah janji manis dan sebuah komitmen yang dibuat diawal sebuah perjumpaan yang teramat sangat indah itu?

Disini saya akan membuka sedikit rahasia dari sebuah komitmen yang telah diucapkan sehingga tidak mudah untuk dilanggar. Sama sekali bukan bermaksud untuk mengajar atau saya merasa lebih tau, namun hanyalah berbagi sedikit dengan pengalaman yang saya alami. Saya memang belum memiliki pasangan, akan tetapi didalam perjalanan hidup yang saya tempuh selama ini, banyak sekali orang yang saya kasihi dan saya lindungi baik dalam bentuk kepribadian, karakter dan sama-sama membagun nilai kerohanian tentunya sebagai insan yang Taat beribadah kepada Sang Pecipta.
Komitmen adalah sebuah ikatan yang kita ciptakan demi menerima pasangan atau orang yang kita kasihi secara penuh, total dan keseluruhan. Tanpa melihat kekurangan, kelemahan atau bahkan kelebihannya sekalipun. Komitmen adalah sebuah tanggung jawab yag harus kita peggang sepanjang hidup kita, karena sebuah komitmen biasanya tidak pernah diucapkan dengan unsur pemaksaan, komitmen datang dari hati yang paling dalam dan mengikat sebuah perjanjian dalam kehidupan kita dengan orang yang kita janjikan.
Sejatinya sebuah komitmen yang diucapkan tidak dapat diambil kembali, bukankah Anda tidak akan pernah mau untuk menjilat ludah yang telah Anda buang di lantai? Demikian juga dengan sebuah komitmen!
Setidak menyenangkan apapun pasangan atau sahabat Anda, jangan pernah memperlakukannya tidak baik!
Ingatlah bahwa apa yang kita perbuat kepada orang lain, suatu saat kita akan menerimanya pula. Janganlah memperlakukan orang lain demikian jika Anda tidak mau diperlakukan demikian.
Sebelum Anda marah, sebaiknya ingatlah kembali komitmen yang Anda berikan bersama ketika Anda dan pasangan Anda mengikat perjanjian tersebut, kembalilah kepada kasih mula-mula. Bukankah sebuah pengampunan jauh lebih menyenangkan dari sebuah prtikaian? Tertawa bersama jauh lebih sehat daripada marah berjamaah?
Saudaraku, emosi itu sangatlah manusiawi, namun jangan sampai emosi itu menguasai jiwa dan akal sehatmu. Setiap rasa emosi yang ada dalam hidup kita, itu ada dalam tali kekang, jika dia sudah pada tahap berlebih, maka tariklah tali kekang tersebut, Anda lah pengendali hidup Anda sendiri dan bukan emosi yang mengendalikan hidupmu!
Hargailah setiap orang disekitarmu, terlebih lagi kepada orang yang Anda beri komitmen atau janji. Ingat, bahwa Tuhan selalu memegang perkataan yang sudah terucap, itu sebabnya sebaiknya kita janganlah mudah untuk mengucapkan komitmen jika kita tidak sanggup untuk mempertanggung jawabkannya kelak!

Dengan ini, besar harapan saya untuk kita semua dapat saling mencintai dan menghargai satu sama lain sebagai umat ber agama dan lebih dahulu mengutamakan kasih sayang daripada kebencian.
Shidarta Gautama berkata : " Kebencian tidak akan penah dapat dihapus dengan kebencian pula, melainkan musnah oleh kasih "
Muhammad sang Rasul pun bersabda : "Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai ( mengasihi ). Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!."
dan Yesus Kristus dengan tegas mengatakan : " Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama degan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"

Sekali lagi, komitmen ada karena rasa kasih yang mendalam, dapatkah dihancurkan oleh sebuah emosi yang bersifat sementara? Tidakkah diatas sudah kita lihat dari para tokoh agama bahwa begitu berharganya cinta kasih dimata Tuhan?
Marilah kita sejenak merenungkan apa yang sudah Tuhan perbuat dalam hidup kita, lalu apakah yang kita perbuat kepada sesama kita? Sebandingkah perbuatanmu kepada sesama dengan perbuatan Tuhan yang penuh Kasih karunia itu kepadamu?
Hanya dengan mencintai diri kita sendiri seutuhnya, mencintai sesama dengan mengingat komitmen yang kita buat dan mencintai Tuhan Yang Maha Kuasa dengan sepenuh hati, maka hari-hari kita akan lebih bermakna dan tentunya kita tidak akan mudah dimakan oleh emosi yang bersifat fana itu!




Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membuat kita semua lebih lagi menghargai apa yang sudah kita miliki.
Salam kasih dan damai sejahtera didalam Kasih Tuhan :)
Dengan kasih : Rolando Rikmawan.

Kamis, 18 April 2013

Cashing!

Bicara tentang fisik pasti didunia ini ada dua jenis tipe yang pandai dalam menilai dirinya sendiri :
1. Yang memiliki fisik tampan/cantik dan menarik --- PEDE








2. Yang memiliki fisik kurang baik --- Minder maksimal!



Nah, dimanakah posisi mu dalam kedua jenis kategori yang diatas?



Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengintimidasi atau bersifat diskriminasi fisik. 
Tidak sama sekali. Tetapi hanyalah sekedar riset yang sudah gue kumpulkan dari beberapa ahli dan jejaring sosial maupun melalui browsing yang gue dapatkan dari om google tentunya.

Menjadi orang yang percaya diri akan sangat mudah bagi mereka yang dikaruniai fisik yang menarik, apalagi jika ditunjang dengan ekonomi yang bagus pula. Kemanapun mereka pergi, mereka akan menjadi pujaan hati bagi demikian banyak wanita/pria yang terkagum-kagum akan apa yang mereka miliki.
Namun dapatkah rasa percaya diri tersebut dapat dirasakan oleh si buruk rupa yang ditambah miskin pula? Hidup si "kasihan" ini hanya seperti orang yang menanti hukuman mati. Mengalami ketakutan dalam setiap langkah dan tentunya menjalani kehidupan dengan kepala tertunduk sebab penolakan dan hinaan sudah menjadi bagian dari kehidupannya.

Nah, jika kita bebas memilih ( tentunya bukan memilih fisik, karena itu sudah dari sono nya dan tidak mungkin dirubah loh! ) .. Yang gue maksud adalah jika kita bisa memilih kebahagiaan mana yang bisa kita jalankan, mana yang akan kamu pilih?

Harap sedikit perhatian kepada bagian ini :
Fisik itu bersifat sangat sementara, dia hanya memiliki daya jual maksimal 50 tahun, lewat dari itu, semua kepercayaan diri pun akan memudar! Si keren akan kecewa, sebaliknya si kasihan akan tentram!
Jadi patutkah kita bangga dan menjadi selektif dalam menilai fisik? Jawabannya ada di kamu sendiri loh.
Sejatinya yang harus kita banggakan bukan fisik atau nasib, melainkan kepribadian dan karakter kita. Mungkin beberapa diantara kamu yang baca tulisan gue ini memiliki fisik yang standar lah, ekonomi pun pas-pasan, makan aja indomie mulu - bukan lidah yang doyan, tapi kantong yang bahagia. Tenang aja, ga usah manyun dan merasa gue ledekin, kita senasib kok. Selow coy!
janganlah kamu merasa bahwa kamu kena kutuk, ga ada yang menyukai kamu dan merasa bahwa itu krena fisikmu yang kurang!
Pernahkah kamu pikirkan jika kamu mengutuki batagor yang kamu beli dipinggir jalan itu ga enak? Dijamin jika kamu mengutuki dengan suara lantang bahwa batagor tersebut tidak enak, maka kamu siap-siap untuk duel dengan si abang penjual batagor tersebut! Ciyus lah, ga lagi bercanda gue!
Si abang merasa harga dirinya dikoyak dan diinjak seketika itu juga, wong dia yang ciptain batagor itu, mulai dari belanja dipasar sampai pada prosesnya! Wajar kan kalau doi tersinggung?
Nah jika kamu mengutuki diri kamu, kira-kira siapa yang tersinggung? -- Yups, benar! Tuhan lah yang sakit hati, Dia yang menciptakanmu!
Bukan dari belanja dipasar lalu dibuat dari ikan dan aci, kamu bukan batagor yang dapat dinilai dari penampilan dan rasa! Kamu diciptakan dengan maha karya yang cermat. Bukan dengan pertimbangan singkat, tapi dengan RENCANA YANG BESAR!
Yupz, kamu dan saya diciptakan dengan tujuan yang mulia, tidak membedakan si keren atau si kurang keren, tidak juga membedakan status dan latar belakang darah biru atau darah kuning. Kita semua darahnya merah woi! Beset deh tangan sang pangeran negeri dongeng, dijamin darahnya merah. 
Artinya kita semua diciptakan SAMA!
Hanya yang membedakan adalah respon hati saja.
Seprti yang udah gue sebut diatas, menarik fisik pun akan memudar suatu waktu.
Namun karakter yang kuat dan kepribadian yang menarik akan menciptakan suasana hati yang senantiasa bersyukur, dari rasa syukur pun akan tercipta iman yang kokoh.
Kita semua tau  bahwa hanya iman lah yang menjadi bekal ketika kita di "shut down" dari kehidupan ini.
So, mau sampai kapan kita menjadi penghakim akan kehidupan kita sendiri dan bahkan sesama?
Yuk ah berhenti untuk menilai semua yang bersifat tidak abadi.

Berbahagialah dengan apa yang sudah kamu miliki dan maksimalkanlah setiap potensi yang ada pada dirimu. Pandangilah dirimu sesuai dengan kriteria yang menciptakanmu, bukan dari orang sekitar atau penilaianmu sendiri!
Manusia diciptakan serupa dengan Gambaran Allah.
Bayangkan, Allah itu adalah Master of Creator, artinya kita pun dapat menjadi master dalam segala bidang kita. Lihatlah sekarang teknologi sudah berkembang sedemikian pesatnya, itu semua adalah ciptaan manusia yang di design oleh Tuhan!
Potensi kamu besar melebihi apa yang kamu pikirkan tentang dirimu sendiri! 
Syukuri, nikmati dan tingkatkan!
Didalam dunia ini tidak ada yang melebihi antara satu dengan yang lainnya, semuanya sejajar dan dianugerahkan kelebihan yang berbeda!

NASIB? -----------------------------------------------> ADA DIGENGGAMAN TANGANMU!














                                                                      With love : Rolando Rikmawan. :)